Kota Solo Beri Kenangan bagi Delegasi Internasional dalam Gelaran Pertemuan TIIWG G20

By Abdi Satria


nusakini.com-Solo-Solo menjadi salah satu kota di Indonesia yang ditunjuk sebagai tuan rumah pertemuan pertama Trade, Investment and Industry Working Group (TIIWG) G20.

Gelaran presidensi TIIWG G20 menorehkan cerita berbeda saat para delegasi diajak kembali ke nuansa abad ke-19. Adalah de Tjolomadoe, bekas pabrik gula yang berdiri pada tahun 1861 dan kini beralih menjadi museum, menyambut para delegasi G20 yang mengikuti acara ramah tamah dan Welcoming Dinner pertemuan pertama TIIWG tersebut.

“Ketika datang ke bekas pabrik gula, kami sangat menikmati pertunjukannya dengan kostum yang berwarna warni dan kelihatannya sangat rumit namun begitu cantik,” tutur Asisten Director International Trade Cluster Ministry of Trade and Industry Singapore Gowri Shankar Gokulan.

Dalam agenda Welcoming Dinner tersebut, para peserta juga diajak mengunjungi museum dan peninggalan salah satu pabrik gula terbesar di Indonesia tersebut. Di tahun 1930, produksi gula di Indonesia mencapai kejayaan dengan mencatatkan rekor sebesar 30 juta ton, menjadi eksportir gula terbesar kedua di dunia setelah Kuba.

Kisah kejayaan tersebut diharapkan menginspirasi para delegasi yang hadir ke Kota Solo dalam kesempatan ini. “Kunjungan ke bekas pabrik gula yang pernah jaya ini diharapkan dapat menguatkan semangat berinovasi untuk bangkit dan pulih bersama, menjalani babak baru yang penuh harapan,” jelas Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Eko S.A. Cahyanto

Sebanyak 41 delegasi dari negara-negara anggota G20, perwakilan organisasi-organisasi internasional, serta negara undangan hadir dalam kegiatan tersebut. Selain bersidang membahasa isu-isu prioritas TIIWG G20, para delegasi juga akan mengikuti sejumlah agenda budaya yang telah dipersiapkan oleh Kementerian Perindustrian sebagai penyelenggara.

Nuansa kebudayaan lokal khas Solo disuguhkan selama rangkaian kegiatan berlangsung. Mulai dari hidangan khas solo seperti seperti Selat Solo, Nasi Liwet, maupun Cabuk Rambak, pakaian batik yang dikenakan para delegasi, juga sejumlah kerajinan dan kesenian tradisional seperti batik tulis dan wayang kulit yang dipamerkan di sekitar area sidang.

Para delegasi juga diajak untuk menikmati keindahan Kota Solo yang terawat budayanya dalam Solo City Tour dengan menggunakan kereta uap Jaladara. Pemerintah Kota Solo telah menyiapkan dua destinasi dalam Solo City Tour, yakni Batik Danar Hadi dan Loji Gandrung.

“Kami merasa sangat disambut. Kami benar-benar mengapresiasi bahwa Indonesia telah bekerja keras untuk menyambut kami disini dan kami sangat berterima kasih untuk itu,” lanjut Mr. Gokulan.

Pelaksanaan pertemuan pertama TIIWG menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk meminimalkan penyebaran COVID-19. Kemenperin sebagai penyelenggara kegiatan mengatur penerapan protokol kesehatan dengan kebijakan bubble bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan, mulai dari kedatangan para delegasi hingga kepulangan kembali ke negara masing-masing.

Selain itu, setiap hari, para delegasi, panitia, jurnalis, dan para pendukung kegiatan mengikuti tes rapid Antigen sebelum memasuki tempat penyelenggaraan kegiatan.(rls)